Olahraga lari ada beragam jenis dan macamnya. Beberapa dari kalian mungkin lebih sering melihat perlombaan lari maraton dan fun run. Karena dua contoh tersebut biasanya diselenggarakan di jalan umum. Namun, tahu nggak sih kalau dalam cabang olahraga atletik lari dibagi berdasarkan jarak dan jenisnya? Perbedaan ini mempengaruhi peraturan perlombaan dan persiapan teknis atletnya. Kira-kira apa saja? Yuk simak perbedaannya:
Perbedaan Jarak dalam Lari Jarak Pendek, Lari Jarak Menengah dan Lari Jarak Jauh
Dalam cabang olahraga atletik, khususnya nomor individu, lari berdasarkan jarak dibagi menjadi tiga kategori, yakni lari jarak pendek, lari jarak menengah dan lari jarak jauh. Lari jarak pendek dibagi dalam beberapa nomor sesuai jaraknya. Ada 60 meter, 80 meter, 100 meter, 200 meter dan 400 meter.
Lari 60 meter biasanya diperlombakan dalam kejuaraan dalam ruangan. Misalnya, World Athletics Indoor Championships. Sementara 80 meter biasanya digunakan dalam kompetisi tingkat pelajar, seperti Energen Champion SAC Indonesia untuk jenjang SMP. Sedangkan lari 100 meter, 200 meter dan 400 meter merupakan nomor perlombaan yang digunakan dalam kejuaraan umum.
Baca Juga: Lari Jarak Pendek: Pengertian, Sejarah, Teknik Dasar dan Manfaat
Sementara itu lari jarak menengah yang umum diperlombakan terdiri dari jarak 800 meter dan 1.500 meter. Kompetisi pelajar seperti Energen Champion SAC Indonesia memperlombakan nomor lari jarak menengah 1.000 meter. Ini biasanya disesuaikan berdasarkan usia dan jenjang sekolah. Terakhir, lari jarak jauh terdiri dari 3.000 meter, 5.000 meter dan 10.000 meter.
Perbedaan Start dalam Lari Jarak Pendek, Lari Jarak Menengah dan Lari Jarak Jauh
Meskipun lari berdasarkan jarak menggunakan lintasan dan lokasi yang sama, ketiganya memiliki cara start yang berbeda.
Dalam lari jarak pendek, start yang digunakan adalah start jongkok. Ini karena start jongkok menggunakan alat bernama start block. Alat ini berfungsi menjadi tumpuan para atlet ketika akan berlari, agar tubuh mereka tetap seimbang dan tidak tergelincir saat memasuki lintasan. Start block biasanya terbuat dari besi dan bersifat sebagai benda tetap.
Di sisi lain, penggunaan start block juga dapat mendukung kecepatan para atlet dalam perlombaan lari jarak pendek. Pasalnya, lari jarak pendek sangat bergantung pada pengambilan posisi start awal. Selain itu, dalam lari jarak pendek setiap atlet wajib menempati setiap lintasan.
Baca Juga: Lari Jarak Menengah: Pengertian, Sejarah, Teknik Dasar dan Manfaat
Sementara lari jarak menengah dan lari jarak jauh menggunakan start berdiri. Dalam lari jarak menengah dan lari jarak jauh, peserta di setiap heat tidak dibatasi pada jumlah lintasan.
Perbedaan Aturan dalam Lari Jarak Pendek, Lari Jarak Menengah dan Lari Jarak Jauh
Lari jarak pendek mengharuskan atlet tetap berada dalam lintasan selama berlari. Jika pelari keluar dari garis batas setiap lintasan, maka pelari dapat didiskualifikasi. Selain itu, dalam lari jarak pendek, setiap atlet dilarang mengganggu pelari lain.
Berbeda dengan lari jarak pendek, lari jarak menengah dan lari jarak jauh memperbolehkan atlet untuk berkompetisi di lingkaran paling dalam sebuah lintasan. Meskipun begitu, atlet harus tetap memperhatikan beberapa perilaku saat mengambil lintasan paling dalam. (*)
Sebelum anda berangkat ke Swiss ada beberapa hal penting yang harus dipenuhi terlebih dahulu.
Setiap orang yang ingin bepergian ke luar negri, baik hanya untuk waktu beberapa jam atau pun bertahun – tahun, harus memiliki paspor karena paspor merupakan sumber identitas kita selama berada di luar negri, seperti layaknya KTP ketika kita berada di Indonesia. Pada dasarnya, paspor merupakan hak setiap warga negara Indonesia, tetapi untuk mendapatkannya kita perlu melakukan permohonan dan mengikuti prosedur yang tercantum di laman dirjen imigrasi.
Untuk tipe paspor biasa, ada 2 macam varian, yaitu 24 halaman dan 48 halaman. Dari pengalaman dan pengetahuan penulis, disarankan untuk meminta paspor 48 halaman pada saat melakukan permohonan pembuatan paspor. Hal ini dikarenakan paspor 24 halaman kerap kali diidentikkan dengan paspor untuk TKI, walaupun sejauh ini belum saya temukan perturan yang mengatakan bahwa paspor 24 halaman adalah untuk TKI.
Masa berlaku paspor adalah 5 tahun dimulai dari tanggal diterbitkannya paspor dan untuk keperluan aplikasi VISA, umumnya disyaratkan masa berlaku paspor masih tersisa minimal 6 bulan.
Pada bagian ini akan dibahas tentang bagaimana memperoleh Visa untuk masuk ke negara Swiss dan tinggal di sana lebih dari 90 hari. Informasi utama diperoleh dari kedutaan swiss di Jakarta dan kami coba rangkum kembali di sini. Untuk informasi yg lebih aktual, harap selalu cek kedutaan swiss sebelum melakukan aplikasi visa.
Jika kamu adalah warga negara Indonesia, maka kamu diwajibkan memiliki Visa untuk masuk negara Swiss. Pada dasarnya, permohonan visa diajukan ke Kedutaan Swiss di Jakarta, namun proses aplikasinya ditangani oleh lembaga bernama VFSGlobal. Biaya pengurusan visa adalah IDR 900.000 untuk 1 orang dewasa. Secara garis besar prosedur aplikasi visa adalah sebagai berikut :
Dokumen – dokumen yang dibutuhkan untuk proses aplikasi visa adalah sebagai berikut.
Lama proses pengurusan Visa dapat bervariasi antara 8 – 12 minggu.
Memiliki kepastian mengenai tempat tinggal sebelum datang ke Swiss merupakan sebuah keharusan. Meskipun masih memungkinkan untuk datang dan tinggal beberapa hari di penginapan/ hotel lalu pergi mencari rumah untuk tinggal, namun hal ini sangat tidak disarankan. Alasan pertama adalah sulitnya mendapatkan tempat tinggal secara langsung / instan, bahkan waktu 1 bulan mungkin tidak cukup untuk mencari tempat tinggal khususnya di masa – masa awal semester perkuliahan. Kemudian, biaya penginapan di Swiss mahal sehingga kamu akan mengeluarkan biaya yang besar hanya untuk tempat tinggal sementara. Terlebih lagi, hal ini akan menyulitkan kita saat harus mengurus berbagai proses perijinan ketika kita sampai di Swiss karena dalam urusan tersebut akan dibutuhkan alamat surat yang dapat dijangkau.
Sebelum memulai mencari akomodasi yang tepat buatmu, ada baiknya kita cari tahu dulu jenis- jenis akamodasi yang ada di Swiss.
Apartemen untuk satu orang
Tipe pertama ini merupakan hunian paling ideal. Tetapi sangat langka bagi mahasiswa, terutama untuk yang tinggal di kota besar, seperti Zurich, Jenewa dan Lausanne.
Untuk mendapatkan apartemen di Swiss anda harus dapat membuktikan kesanggupan membayar kepada landlord. Ada berbagai macam cara pembuktian, tetapi cara yang paling mudah adalah dengan menunjukan slip gaji. Pembuktian juga bisa dilakukan dengan menggunakan jaminan dari orang yang tinggal diswiss. Cara ini biasa dipakain oleh mahasiswa swiss untuk mendapatkan apartemen. Orang tua mereka menjamin mereka.
(i) umunya hunian semacam ini hanya tersedia tanpa furniture di dalamnya, jadi kamu harus membeli segala perabotan yang diperlukan. Kamu bisa pergi ke Ikea terdekat untuk membeli barang – barang yang affordable atau menunggu hibah / warisan dari rekan – rekan kenalan kamu yang telah selesai studi di daerah tersebut.
(ii) Harga total mahal karena Internet, listrik dan air di tanggung sendiri.
wgzimmer.chflatfox.chhomegate.chfacebook
Shared apartment / Wohngemeinschaft (WG)
Tipe ini merupakan hunian paling banyak di swiss. Huninan ini semacam shared-apartment dengan dua hingga empat kamar tidur di dalamnya. Pada umumnya kamu harus membentuk suatu grup bersama teman – teman kamu lalu mulai mencari flat / apartment dengan kapasitas sesuai yang sedang kosong. Namun, sering kali juga ada iklan dari suatu grup yang kekurangan orang untuk tinggal di dalam WG mereka. Untuk kasus terakhir ini, kamu bisa langsung apply untuk tinggal bersama mereka.
Pada hunian tipe ini, kamu dan teman se-flat kamu harus mengurus biaya operasional tempat tinggal setiap bulan, seperti listrik, air, pemanas dan internet. Namun, ada juga beberapa WG yang membuat urusan ini di-handle oleh landlord nya langsung, sehingga kamu hanya perlu membayar biaya bulanan yang fixed.
Untuk mendapatkan hunian ini anda biasanya akan diwawancarai oleh penghuni sekarang dan mereka akan memilih siapa penghuni berikutnya.
(i) rasio fasilitas per jumlah penghuni yang tinggi, khususnya untuk dapur, sehingga kamu akan lebih bebas dalam mengatur jadwal kamu kapan untuk masak.
(ii) Kesempatan untuk bersosialisasi lebih besar, bisa mengasah kemampuan Bahasa dan juga mengenal budaya negara asal teman flat kamu.
(i) umunya hunian semacam ini hanya tersedia tanpa furniture di dalamnya, jadi kamu harus membeli segala perabotan yang diperlukan. Kamu bisa pergi ke Ikea terdekat untuk membeli barang – barang yang affordable atau menunggu hibah / warisan dari rekan – rekan kenalan kamu yang telah selesai studi di daerah tersebut.s
wgzimmer.chflatfox.chhomegate.chfacebook
Tipe yang kedua ini bisa dikatakan sama dengan asrama di Indonesia. Biasanya tempat tinggal seperti ini dimiliki oleh suatu yayasan atau organisasi tertentu, bisa dengan berkerja sama dengan pihak kampus atau pun tidak. Satu gedung asrama dapat memuat 30 atau lebih kamar. Untuk tipe ini, kamu tidak perlu pusing memikirkan biaya operasional bulanan, kamu hanya perlu membayar biaya bulanan yang telah disetujui di awal Jika kamu beruntung, beberapa asrama juga menyediakan sarapan untuk kamu. Perlu diperhatikan bahwa tipe akomodasi seperti ini sangat jarang ada di Swiss sehingga jika kamu memang menginginkan tipe akomodasi ini, segera daftarkan diri kamu ke pihak pengelola Student house.
(i) fixed cost setiap bulan
(ii) Hanya bertanggung jawab untuk kebersihan di kamar sendiri, di luar kamar (termasuk toilet dan dapur) umumnya akan diurus oleh pengelola asrama
(iii) bisa berkenalan dengan pelajar lain dari berbagai macam negara
(i) rasio fasilitas per jumlah penghuni yang rendah karena umumnya 1 toilet dan 1 shower room bisa dibagi Bersama 5 atau 6 orang penghuni, lalu dapur juga biasanya hanya ada 1 dapur besar untuk seluruh penghuni. Kamu perlu pandai – pandai mengatur waktu untuk mandi dan masak. Oh ya, tidak lupa juga fasilitas mencuci pakaian yang cukup crowded.
(ii) Aturan di dalam rumah yang mungkin terkesan mengekang untuk beberapa orang, misal di atas jam 22.00 tidak boleh membuat suara keras di kamar.
Untuk mahasiswa di Zurich dan sekitarnya:justinus.chstudentenhaus-vinzenz.ch woko.ch student villageuntuk mahasiswa ETHZ atau UZHfacebook
Untuk mahasiswa di Lausanne dan sekitarnya:facebook
Untuk mahasiswa di Jenewa dan sekitarnya:justinus.chfrui.chfacebook
Semua jenis akomodasi meminta anda untuk datang terlebih dahulu dan diwawancarai oleh yang punya hunian atau yang sedang tinggal di situ. Kemudian, kebanyakan mereka tidak mau mewawancarai secara online, mereka mau tatap muka dengan anda. Anda tidak mungkin bisa diwawancarai secara langsung jika anda masih berposisi di Indonesia
Karena itu kami menyarankan, jika tidak dapat tempat tinggal jangka panjang, carilah hunian jangka pendek, misal 6 bulan atau satu tahun, dan setelah sampai di Swiss anda bisa mulai mencari hunian jangka panjang. Hunian jangka pendek cenderung lebih gampang didapatkan.
A Swiss visa turis (dikeluarkan oleh konsulat atau kedutaan Negara Schengen) berlaku untuk seluruh 26 Negara Wilayah Schengen (termasuk wilayah Eropa Swiss), kecuali jika ditandai lain pada stiker visa. Jadi Anda tidak memerlukan visa lain untuk masuk atau tinggal di wilayah Eropa Swiss. Namun, Anda harus memiliki bukti dokumenter tentang alasan Anda tinggal dan sarana pendukung Anda. Area Schengen terdiri dari negara-negara berikut: Austria, Belgia, Republik Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, Hongaria, Islandia, Italia, Latvia, Liechtenstein, Lithuania, Luksemburg, Malta, Belanda, Norwegia, Polandia, Portugal , Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, dan Swiss.
The Swiss Mini Line is ideal for retention purposes or stability studies.
Tight head, open-head or composite cans are manufactured out of the same materials and coatings as the large original containers and thus allow the 1:1 simulation on a small scale. This offers the advantage of requiring only small product quantities.
KOMPAS.com - Swiss merupakan salah satu destinasi liburan favorits yang menjadi impian para wisatawan. Negara yang berada di Eropa Tengah ini memiliki panorama alam yang indah dan mempesona.
Perjalanan dari Indonesia ke Swiss dapat ditempuh menggunakan pesawat terbang. Bagi wisatawan yang belum pernah ke Swiss, pastinya bertanya-tanya berapa jam perjalanan dari Indonesia ke Swiss?
Simak ulasannya berikut ini.
Adapun jarak antara Jakarta dengan Swiss adalah 11.161 kilometer (km), dihitung berdasarkan pusat geografis Swiss, seperti dilansir dari situs Distance World.
Sementara, lama perjalanan dari Indonesia ke Swiss tentunya berbeda-beda bergantung dari kecepatan pesawat dan durasi transit. Jika menggunakan rata-rata kecepatan pesawat terbang komersial yakni 900 km/jam, maka perjalanan dari Jakarta ke Swiss dapat ditempuh selama 12 jam 24 menit.
Pemandangan Kota Zermatt di Swiss
Namun, durasi tersebut belum termasuk waktu transit. Mayoritas maskapai penerbangan yang melayani rute Jakarta-Swiss, akan transit setidaknya di satu atau dua bandara.
Oleh sebab itu, durasi perjalanan dari Indonesia ke Swiss turut dipengaruhi dengan waktu transit. Selain itu, lama perjalanan juga akan bergantung dari bandara yang dituju.
Misalnya, penerbangan rute Jakarta-Zurich menggunakan maskapai penerbangan Etihad, durasinya yakni selama 36 jam, dengan satu kali transit di Bandara Internasional Abu Dhabi selama 21 jam.
Sementara itu, rute Jakarta-Zurich menggunakan maskapai penerbangan Turkish Airlines, waktu tempuhnya sekitar 30 jam 25 menit, dengan satu kali transit di Bandara Internasional Istanbul, Turki selama 14 jam 45 menit.
Jika kamu memilih rute Jakarta-Basel, maka durasinya lebih singkat yakni 27 jam 40 menit menggunakan maskapai penerbangan Qatar Airways. Namun, kamu perlu transit di dua bandara dengan durasi lebih singkat.
Meliputi, Bandara Internasional Hamad, Doha, Qatar (selama 2 jam) dan Bandara Internasional Heathrow, London (7 jam 10 menit).
Sedangkan, rute perjalanan Jakarta-Jenewa ditempuh selama 36 jam menggunakan maskapai Etihad, dengan satu kali transit di Bandara Internasional Abu Dhabi selama 21 jam.
Jadi kesimpulannya adalah berapa jam perjalanan dari Indonesia ke Swiss, akan berbeda-beda bergantung dari rute, transit, durasi transit, dan kecepatan pesawat terbang.
Ilustrasi Wengen, Swiss
Pertanyaan lain yang kerap muncul adalah, berapa harga tiket pesawat dari Indonesia ke Swiss?
Pemandangan Kota Luzern di Swiss
Harga tiket pesawat Indonesia-Swiss bergantung dari rute dan kelas penerbangan yang dipilih.
Namun sebagai gambaran, harga tiket pesawat Jakarta-Zurich November 2023 paling murah yakni Rp 6,99 juta menggunakan maskapai Etihad, berdasarkan penelusuran lewat situs Traveloka.
Sedangkan, harga tiket pesawat Jakarta-Jenewa November 2023 paling murah yakni Rp 6,7 juta, untuk keberangkatan Rabu (8/11/2023), menggunakan maskapai penerbangan Etihad, lewat Tiket.com.
Untuk rute Jakarta-Basel November 2023, harga tiket paling murah dibanderol Rp 7,48 juta lewat Traveloka. Penerbangan akan dilayani oleh maskapai Turkish Airlines dengan satu kali transit di Bandara Internasional Istanbul, Turki.